4.26.2010

"Kok yang berangkat sedikit?"

.
1 komentar

Dalam perang Tabuk, catatan sejarah berkisah kepada kita tentang suatu peristwa sebagai berikut, "RasuluLlah berangkat perang, kemudian beliau membiarkan adanya orang yang tetap tinggal di rumah, tidak mau berangkat bersamanya, kemudian orang-orang bertanya kepada beliau, "Ya RasuluLlah, engkau meninggalkan seseorang di sana?" Kemudian beliau menjawab, "Biarkanlah dia, jika memang hal itu baik, maka Allah akan mempertemukan (menyusulkan) kembali orang itu denganmu, namun jika tidak, maka Allah telah membuatmu (santai) teringankan beban darinya.

Di potongan cerita lain, ketika beliau diberi yahu tentang ketertinggalan Abu Dzar, sedang Abu Dzar sebagaimana kia tahu adalah salah satu orang yang pertama masuk Islam, RasuluLlah tetap menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sama, sebagaimana dalam sebuah riwayat di muka, "Hingga suatu ketika dikatakan kepada beliau, "Ya RasuluLlah, Abu Dzar tertinggal dan untanya berjalan lambat", kemudian beliau mengatakan, "Biarkan dia, jika memang dalam dirinya terdapat kebaikan, maka dia akan menyusulmu, namun jika tidak demikian, maka Allah akan membuatmu (santai) teringankan beban darinya."

Dua fragmen kisah yang senada di atas, lebih kurang, sering kali kita hadapi maupun kita alami. Entah kita sebagai panglima, atau sebaga prajurit. Seringkali seperti itu. Kader yang ijin ini itu, tertinggal, 'ontanya' lambat, atau mungkin yang masih ada 'masalah', dll. itu semua menjadi 'varian' psikologis kader dalam menanggapi perintah atau seruan.

Di lain sisi, ketika kita sebagai panglima atau pemimpin, kadang kita bingung menyikapinya. Bagaimana menanggapinya. Seperti apa meng'ilajnya. Dan, kita harus berkeputusan sepert apa. Belum lagi, 'musuh' sudah semakin solid dan siap menyergap, momentum tak bisa ditunda, sementara target sudah dicanangkan, tak bisa mundur. Apa yang harus kita lakukan?

Sungguh, sebaik-baik contoh adalah RasuluLlah saw. Allah Rabb semesta alam pun berkata seperti itu. Ketika ikhwah dihadapkan sebuah masalah, sudah selayaknya bagi seorang Ikhwah muslim berusaha untuk memahami dan mencontoh bagaimana RasuluLlah menghadapi masalah yang sama. Sehingga, permasalahan yang kita bicarakan di atas, tentang 'varian' psikologis kader ketika diseru untuk berangkat tadi, bagi Rasulullah merupakan persoalan yang sudah ditentukan.

Karena itu, jika dalam diri seseorang masih tetap ada kebaikan, maka sudah seharusnya dia akan ikut datang bersama, namun jika kebaikan dalam dirinya sudah tidak ada, maka kita tidak seharusnya menyesal atau sedih terhadapnya, karena kata Rasulullah, 'Allah telah membuatmu (santai) teringankan beban darinya.'

Ya, beban, itu kata RasuluLlah al Musthofa. Tidak semua kader itu bisa menggendong, menggendong amanah, menggendong kesulitan, menggendong penderitaan, menggendong dorongan nafsu, dan menggondang segala hal yang menjadi 'batu-batu' dakwah. Tetapi, diantara mereka ada yang harus digendong, sehingga dakwahlah, atau saudara-saudaranya yang tulus lah, yang harus menggendong dia. Menggendong beban. Karena mereka itu (kader yang digendong) adalah beban. Ketika beban itu tinggal di rumah, tertinggal dari rombongan, 'ontanya' lambat, maka yang terjadi sebetulnya bukanlah dakwah semakin lemah, tetapi da'i-da'i yang tulus bahkan (santai) teringankan bebannya. Bahkan, ketika yang tertinggal adalah kader selevel Abu Dzar, yang kita tidak ragu keislamannya,iltizamnya, tarbiyahnya, tadhiyahnya. Sekali lagi, meskipun dia kader level atas sekali pun.

Lalu, bagaimana selanjutnya? Apakah kita serta merta meninggalkannya begitu saja? seperti kita tidak membutuhkan tenaganya sedikitpun? Mari kita lihat RasuluLlah. Ternyata Rasulullah tetap berharap agar Abu Dzar tidak bersama dengan orang-orang yang tidak mau berangkat perang. Kita lanjutkan penggalan kisahnya yang bisa diseksamai di dalam kitab Tahdzib Sirah Ibnu Hisyam.

Ketika seorang Muslim memberitahukan kepada Rasul (terkait orang yang menyusul di belakang rombongan), "Ya Rasulullah, lelaki itu berjalan sendirian", RasuluLlah berkata, "Mudah-mudahan itu Abu Dzar", dan ketika orang-orang berusaha memastikannya, mereka berkata, "Ya dia, demi Allah, dia Abu Dzar". Lalu semua berebut ingin menjemput Abu Dzar, dam ketika RasuluLlah bertemu dengannya, beliau berkata, "Rahmat Allah semoga terlimpah kepadamu wahai Abu Dzar, berjalan sendirian, mati sendirian, dan bangkit dari alam kubur juga sendirian."

SubhanaLlah, sudaraku Ikhwah muslim yang budiman, indah sekali. Mungkin seperti itulah sebaiknya di hati seorang pemimpin ketika mendapati prajuritnya sedang tidak ikut berangkat dan masih berharap yang menyusul adalah "Mudah-mudahan itu Abu Dzar", "Mudah-mudahan itu akh fulan", "Mudah-mudahan itu ukhtiy fulanah", dll. Bukan malah sebaliknya, mengharap dia untuk segera dievaluasi/dikenakan uqubah (hukuman) setelah peperangan.

Indah sekali, ketika saudara-saudar sesama pejuang, sesama aktifis, ketika melihat salah satu saudaranya menyusul, seperti yang dicontohkan oleh para sahabat di atas, mereka berebut ingin menjemput dengan perasaan bahagia dan senang. Bersalamn, memluk erat, dan tak lupa senyum. Bukan malah sebaliknya, dadanya semakin sempit ketika ikhwah lain bergabung. Na'udzubillah.

Alangkah indahnya, ketika seorang ikhwah Muslim yang sempat tidak kuat imannya dan goncang tekadnya sehingga dia pada awalnya tidak berangkat, dan akhirnya menyusul, dia malah mendapat hadiah terindah dari pemimpinnya berupa doa, "Rahmat Allah semoga terlimpah kepadamu..". Allahu Akbar..

Saya berdoa kepada Allah swt, semoga Allah jalla Jalaaluhu menggolongkan kita sebagai muslim yang betul-betul meneladani RasuluLlah dan para sahabatnya yang mulia, dalam segala situasi, termasuk dalam 'varian' psikologi kader yang banyak kita hadapi.

Saya juga berdoa kepada Allah agar Allah memudahkan langkah dan menganugrahkan keikhlasan kepada kita dalam melaksanakan apa yang diperintah Allah.

Kita saling menasihati dalam kebenaran dan dalam kesabaran, agar kita menjadi orang-orang yang beruntung.

WaLlahu a'lam bish-showab..

Doa kita yang terakhir, Alhamdulillahi robbil 'alamin.

Al Faqir ila Allah

Sam MKH

readmore »»

11.08.2009

Rekaman Kehidupan Kita

.
0 komentar

Akhir-akhir ini, telinga kita ‘dihiasi’ dengan informasi tentang perseteruan antara ‘Cicak dan Buaya’. Perseteruan dua lembaga negara penegak hukum itu semakin meruncing ketika seluruh komponen masyarakat Indonesia, diperdengarkan rekaman-rekaman suara telepon beberapa orang yang diduga terlibat dalam kasus-kasus yang hangat dibicarakan ini. Rekaman-rekaman yang berdurasi total kira-kira empat setengah jam ini , oleh beberapa pihak, dinilai akan membuka “tradisi praktek mafia” dalam lembaga penegak hukum. Rekaman itu seakan menggegerkan semua pihak, entah itu Presiden dan pemerintah, wakil rakyat, POLRI, Kejaksaan, KPK, pengusaha, ulama’, sampai rakyat. Reaksi dari orang-orang yang diduga terlibat dalam kasus ini berbeda-beda. Ada yang bersumpah atas nama Allah bahwa dirinya sama sekali tidak terlibat. Ada yang menuding orang lain. Ada yang yakin bahwa dirinya benar. Ada yang melarikan diri ke luar negeri. Ada yang sengaja mencatut nama seseorang yang mungkin sebenarnya tidak terlibat. Ada yang menangis. Ada yang semakin lantang menyuarakan kebenaran. Masyarakat pun berbeda-beda dalam bereaksi. Sampai berita terakhir yang saya dengar, kasus ini semakin ruwet, benang semakin kusut.


Kita lihat, rekaman suara beberapa orang saja, hanya selama sekita 4,5 jam, sudah menggegarkan orang seluruh Indonesia, bahkan beritanya sampai ke luar negeri. Tapi mungkin kita lupa bahwa sebetulnya kita mempunyai rekaman, yang bisa jadi, membuat kita seakan tidak ada waktu untuk mencari aib orang lain, dan lebih memperhatikan diri kita. ‘Rekaman Kehidupan’ kita masing-masing akan kita dengarkan di pengadilan akhirat kelak. Dan itu pasti, setiap orang, tak terkecuali. Entah kita sebagai presiden, wakil rakyat, polisi, penegak hukum, ulama’, pengusaha, mahasiswa, karyawan, atau apapun profesi kita.
Rekaman ini pastinya sangat berbeda dengan rekaman ‘Cicak vs Buaya’ itu. Rekaman ini dimiliki setiap orang. Rekaman ini tingkat kebenarannya 100%, tak perlu diragukan lagi. Tidak ada yang didistotsi, ditambahi, dibuat-buat, dipalsukan, direkayasa.Tak bias kita menolak, mengelak, memprotes, atau bahkan menyewa tim kuasa hukum untuk menentang rekaman itu, karena bukti rekaman itu teralu kuat dan terlampau valid untuk ditentang. Rekaman ini merupakan cerminan semua yang kita perbuat di dunia secara detail. Baik atau buruk. Bermanfaat atu tidak. Sembunyi-sembunyi atau terang-terangan. Bersama orang lain atau sendirian. Tidak ada yang luput. Semuanya direkam dan kelak akan diperdengarkan.
Seluruh anggota tubuh kita akan jujur memperdengarkan apa yang dilakukakannya. Mata, telinga, lisan, dan kulit kita. “Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.” (Fushshilat: 22).
Belum lagi tangan dan kaki kita, “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka danmemberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (Yaasin: 65). Bahkan hati kita kelak tidak akan tinggal diam, “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjwabannya.” (Al-Isra’: 36). Ketidaksesuaian antara mulut dan hati kita pun di dunia, kelak akan terbongkar, “…orang-orang yang mengatakan dengan mutlut mereka, ‘Kami telah beriman’, padahal hati mereka belum beriman….” (Al-Ma’idah: 41).
Maka, semuanya akan tersibak jelas, terbuka secara nyata, tanpa ada yang tersembunyi, dan sangat teliti, meskipun kebaikan atau keburukan yang seberat atom. Karena sebetulnya kita tahu, yang menyelenggarakan ‘acara putar rekaman’ ini adalah Allah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu, yang Mahamengetahui segala isi hati, agar setiap kebaikan diganjar dengan kebaikan pula, dan keburukan akan dibalas dengan azab yang buruk pula. Agar orang-orang sholeh mendapatkan apa yang dijanjikan-Nya, dan orang-orang zhalim mendapatkan ancaman-Nya. Agar ada perbedaan antara yang baik dan buruk, yang mulia dan hina. Agar yang benar tetap menjadi mulia. Dan itulah keindahan keadilan-Nya.
Kita memohon kepada Allah akan surga dan apa-apa yang mendekatkannya dari perkataan dan amal kita, serta kita berlindung kepada Allah dari neraka dan apa-apa yang mendekatkannya dari perkataan dan amal kita.

Wallahu a’lam bish-showab.

Saudaramu,al faqir ila Allah
mahatir kh
gueikhwan@gmail.com



readmore »»

9.25.2009

TRUE STORY GITTA SESSA WANDA CANTIKA T-T

.
0 komentar

TUHAN BOLEHKAH AKU MENULIS SURAT KECIL UNTUKMU
TUHAN BOLEHKAN AKU MEMOHON SATU HAL KECIL DARI MU
TUHAN BOLEHKAH AKU HIDUP UNTUK WAKTU YANG LAMA
TUHAN BOLEHKAN AKU ADA DI DUNIA INI UNTUK BAHAGIA..

ISTANA DALAM DUNIA KECILKU
Suara kicau burung di pagi hari, terdengar menembus langit langit kamarku. Aku masih terbaring malas untuk bangun, Namun sepertinya Matahari mulai marah padaku, karena masih saja Aku menutup mataku. Cahaya Matahari pagi itu mulai menyentuh seluruh isi ruangan di kamarku yang cukup besar. Akhirnya, Aku mengalah pada alam dan Aku harus bangun, ini kah hari dimana Aku mulai harus sekolah.
Uohhhh…. teriakku sambil menguap.
Hai sobat, kenalkan namaku Gitta Sessa Wanda Cantika. Terlalu panjang ya.. ok! Biar gampang sebut saja namaku Keke. Aku anak ke-tiga dari tiga saudara. Aku mempunyai dua kakak laki-laki, namanya juga dipersingkat saja. Panggil mereka Koko dan Kiki, Koko, kakak tertua aku sekarang telah menikah dan memberikan Aku seorang keponakan imut dan lucu loh.. sedangkan Kiki, kakakku ke-dua sibuk dengan kerajaan pendidikan dia. Anaknya rajin dan pandai sekali.. terkadang setiap aku mengalami kesusahan dalam pelajaran sekolah. Dia yang terdepan menjadi guru privateku.
Keluarga kami keluarga yang bahagia, walau Ibu dan Ayah telah bercerai namun hubungan masih terjalin dengan baik. Aku dan kedua Kakakku tinggal bersama Ayah. Ops.. tak lupa kukenalkan pahlawan dalam keluarga kami. Dia ini ada raja dari istana kami. Ayahku, teman sekaligus pacarku.. lucu ya.. eits jangan salah paham ya! Habis Ayah, walau sudah berumur tampang boleh dibilang ga jauh dari Tau ming se, bintang F-4 asal Taiwan itu loh..
Hm.. di hari ini! saatnya Aku ceritakan tentang bagian dari istana kami. Sejak kecil Aku mempunyai hobby Menyanyi dan Modeling. Ga percaya? Silakan saja lihat koleksi kamarku. Bukan sombong ya hehe. Tapi itu kan waktu kecil, sekarang Aku sibuk dengan sekolah saja kok! Masih terbayang oleh Aku, ketika Aku beberapa kali menjadi juara model di beberapa kejuaraan dan Aku juga sempat membuat album cilik. Tapi rasanya itu bagian dari masa kecil yang indah. Walau terkadang Aku masih merindukan masa masa itu.
Oh ya.. sekarang Aku duduk di bangku kelas 1 SLTP Al-Kamar, aku baru menginjak sekolah ini saat aku masuk pertengahan semester. karena beberapa masalah dalam keluarga kami, khususnya ketika perceraian orang tua. Aku dan kedua kakakku sempat memutuskan untuk berhenti sekolah. Namun akhirnya Aku rindu juga terhadap dunia pendidikan. Suatu ketika ayah mendapatkan tawaran pekerjaan di sebuah yayasan pendidikan. Sehingga akhirnya setelah berdiskusi kami memutuskan untuk kembali sekolah. Dan ternyata pilihan ini tidak salah.. Aku sangat bahagia karena memiliki beberapa teman yang baik dan sayang padaku.
Sobat, rasanya menjadi anak remaja adalah bagian dari hidupku saat ini. terlepas dari semua itu Aku masih berusia 13 tahun. Namun Aku juga mempunyai hobby jalan jalan ke Mal atau pun sekedar hal rahasia yang ingin Aku ungkapkan. Temen temenku suka mengeluh jika sedang berpergian denganku. Aku suka menghilang secara tiba tiba? Mereka terkadang sibuk mencari Aku kemana mana, padahal sesungguhnya Aku suka sekali menuju tempat bacaan di setiap Mal. Dari sekedar membaca komik sampe novel semua Aku suka! Makanya tak heran Aku bisa berjam-jam berdiri sambil membaca buku di sebuah kios atau toko buku.
Buat Aku pendidikan adalah segalanya. Dan segala sesuatu yang bisa aku baca untuk menambah pengetahuan otakku, selalu kulahap. Mulai dari buku Pintar sampe kamus bahasa Indonesia. Aku sih sip sip aja! Hehe. Oh ya Aku suka sekali komik keluaran jepang. Bahkan Aku bercita cita untuk menjadi penulis komik. Di sela sela waktuku, Aku selalu mengambar Manga atau tokoh kartun jepang. Entah sudah berapa banyak tokoh kartun imanijasiku terlukis di kertas fileku.
Oh ya.. tak lupa kukenalkan beberapa Sahabat terbaikku yang selalu kukenang dan kusayangin . Mereka adalah Maya yang cantik, Syifa yang unik, Echda yang selalu bikin lucu, terus Chika yang pemalu namun ga malu-maluin. Andini yang selalu tertawa dengan kencang. Kemudian ada Nelly yang mirip Krisdayanti, Idha yang ceriwis. Githon dan Sysca yang selalu berebut hobby yang sama. Dan yang terakhir Nozia yang mirip Rei si Sailor Mars.
Kami adalah geng yang selalu bersama, susah atau senang. Duka atau tangis. Apapun kami lakukan bersama. Banyak hal yang nyaris tidak pernah kami lakukan tanpa bersama. Karena kami adalah kelompok paling ngetop dan menghebohkan di sekolah kami. Tak kalah dari geng apapun. Karena kami punya motto biar kecil tapi cabe rawit. Biar masih SMP tapi kelakuan SMU hehe.
Tak terlupa satu sisi lain yang ingin kukatakan akan perjalanan cinta. Aku pun tak bisa terlepas dari jatuh cinta. Cinta yang mungkin orang lain bilang cinta monyet. Tapi buat Aku, cukup cinta yang indah. Untuk seseorang yang kusayang. Andi, dia adalah pangeran dalam hidupku. Anugerah Tuhan yang membuat Aku serasa seperti putri dalam dongeng.
Sobat, bisakah kau merasakan apa arti dunia kecil dalam hidup kamu. Ya.. dunia kecil. Terkadang ada rasa sedih, benci dan marah. Namun terlepas dari semua itu. Dunia itu terasa indah. Bukankah setiap orang terlahir untuk memiliki dunianya masing masing. Mungkin istanaku terasa indah, namun ada pun sisi dimana Aku mulai merasa sedih. Karena Aku juga manusia biasa.
Mungkin Aku pernah bangga karena terpilih menjadi siswa terladan oleh pemerintah dan Aku sempat juga mendapatkan pelukan dari Ibu Megawati yang ketika itu menjabat menjadi Presiden. Namun Aku juga harus menghadapi sebuah kenyataan orang tuaku bercerai. Bukankah dunia itu cukup adil untuk manusia. Kebahagian dan kesedihan selalu ada dalam dunia. Apakah Aku layak mengeluh? Tidak. Aku tidak mengeluh. Aku jalanin semua dengan baik baik saja.

AIR MATA ITU MULAI ADA
Suatu ketika di hari yang tak pernah Aku duga. Ketika Aku mulai merasa ada hal lain yang mulai datang pada hidupku. Kakakku Kiki pulang dengan keadaan malu untuk dilihat, wajahnya mirip sekali dengan Ikan Mas. Aku sempat membuat lelucon akan sakit mata yang dialami oleh kakakku. Usut punya usut. Terjadi kehebohan di Kelas Kakakku. Beberapa siswa mengalami sakit mata memerah. Dan salah satuhnya adalah Kakakku.
Kuperhatikan wajah Kakakku ketika makan malam bersama. Kami sempat bercanda ria dan kukatakan pendapat Aku tentang sakit mata itu. Ada mitos yang mengatakan itu akibat mengintip. Dan kakakku terlihat malu, namun dia tidak marah karena itu hanya percandaan di meja makan.
Setelah Ayah memberikan obat mata, keadaan Kakakku mulai membaik. Beberapa hari kemudian penyakit itu menghilang. Namun ketika Aku bangun di pagi hari. Aku mulai merasa mataku terasa perih, kulihat cermin di lemariku. Astaga!! Mataku memerah. Aku tertular penyakit mata dari kakak. Mungkin karena Aku dikutuk kakak karena ejekan saat itu. Rasanya malu sekali untuk makan pagi bersama bila kakakku melihat wajahku ini.
Benar saja. Tawa kakakku terlihat senang ketika ia melihat wajahku. Untungnya Ayah sempat melotot ke arah kakak dan dia terdiam. Hal pertama yang Ayah tanyakan padaku adalah.
”gimana Keke. Sakit? Nanti pulang sekolah kita ke dokter ya!” tanya ayah dan Aku hanya terdiam karena malu.
Kejadian itu baru saja terjadi di rumah. Ntah apa yang bisa kupikirkan di kelasku nanti. Semua pasti akan menertawakan Aku. Memang hal itu terjadi. Semua murid di kelasku memandang dengan aneh , dan Aku hanya menutupin wajahku dengan tisue. Hingga temen sebangkuku Chika bertanya..
”napa loe ,ke?”tanya Chika
”mata gua.. kena tepa Kiki, aduh malu deh.!” ujarku
”ah sebodoh amet. PD aja lagi. Lagian bukan hal yang biasa kok. Kemarin kan sempet heboh heboh di Kelas sebelah juga ada yang kena!”
”oh ya kok gua ga tau ya..!”
”apa sih yang loe tau.. komik melulu sih! Tapi baguslah dengan gitu. Mereka juga ga ada yang berani katain loe.. takut ketepa haha!”
”dasar loe ah hehe!” ujarku pada Chika.
Nampaknya gosip kutukan bila meledek orang yang sakit mata, cukup ampuh untuk membuat temen temenku diam. Namun aku malu untuk bertemu Andi pacarku. Untungnya hari ini dia berhalangan hadir. Aku masih sempat mengikuti pelajaran olahraga bermain Volley. Dan ketika aku bermain volley..
”ke.. loe mimisan..!” ujar Chika yang satu tim denganku
Aku terkejut tak menyadari hidungku mulai mengeluarkan darah segar. Dan Aku pun berlari menuju toilet untuk membersihkan serta meredahkan mimisan ini. Untuk sesaat aku hanya beristirahat di ruang Unit kesehatan Siswa. Hingga menunggu mobil jemputan Ayah. Yang telah di beritahukan oleh wali kelas akan mimisanku.
Aku mulai mengeluh merasa sulit bernafas karena lubang hidung sebelah kiriku tersumbat. Melihat keadaanku Ayah mengira aku mengalami flu dan pilek. Akhirnya pulang dari Sekolah , kami langsung menuju dokter pribadi keluarga kami bernama Pak. Fendy.
Aku hanya terduduk terdiam ketika dokter mulai memeriksa mulut dan mataku melalui senter kecil. Kemudian ayah mulai bertanya tanya akan sakitku. Dokter hanya berkata ringan sambil membuat resep obat.
”obat ini diminum secara teratur selama Lima hari , bila tidak ada perubahaan saya akan buat surat pengantar ke prof Lukman di Rumah Sakit Darmais.” ujar dokter fendy
Aku dan Ayah hanya tersenyum kecil melihat apa yang dikatakan Dokter. Dugaan sementara untuk penyakitku adalah Sinus, dengan minum obat secara teratur dalam lima hari mungkin akan sembuh. Namun apa yang terjadi. Hari demi hari berlalu, Ada yang aneh dengan diriku. Mataku tidak kunjung memutih dan terus memerah. Mengeluarkan air mata dan terasa perih. Hidungku terus mengeluarkan darah dalam beberapa kali sehari. Ayah mulai khwatir dan rasanya lubang hidung sebelah kiriku terasa mati rasa.
Sesuai perintah Dr.Fendy bila dalam lima hari tidak ada perkembangan, Aku harus menuju rumah sakit rujukan. Aku sedikit terkejut dengan apa yang kulihat dan mulai merasakan ketakutan kecil. Memandang sebuah rumah sakit yang besar dan untuk pertama dalam hidupku ,aku menginjakkan kaki di rumah sakit untuk bertemu dengan seorang Profesor Lukman.
Setelah bertemu Prof.Lukman. Ayah mulai memberikan surat pengantar yang dibuatkan oleh Dr.Fendy. setelah membaca isi surat tersebut. Prof.Lukman mulai melakukan tindakan awal. Bagian dari kepalaku akan di ronsen dan ini adalah pengalaman pertama dalam hidupku menghadapi sebuah alat canggih dari kedokteran. Aku hanya berujar dalam hatiku , ada apa dengna diriku. Mengapa hanya sebuah flu. Aku harus melakukan berbagai pemeriksaan.
Setelah hasi ronsen itu keluar dalam bentuk copy scenen. Prof Lukman terdiam dan terlihat berkonsentrasi memperhatikan hasil ronsen tersebut. Prof. Lukman. Hanya memandangku sekilas lalu berkata padaku.
”Keke. Bisa kamu keluar sebentar.. Saya ingin bicara dengan Ayah kamu sebentar.. pembicaraan orang dewasa!” jelas Prof. Lukman
”ok.. gapapa. Ayah.. Keke. Keluar dulu ya..!” ujarku untuk pamit.
Dan Aku hanya melihat Ayah masih bingung dengan permintaan Prof.Lukman padaku. Setelah itu keadaan menjadi sunyi dan Prof. Lukman mulai menghela nafas untuk memulai pembicaran dengan Ayah.
”Pak Jody..” panggil Prof.lukman pada Ayahku.
”iya.. pak, ada apa ya ! kok anak saya dari kemarin mimisan dan katanya dia susah nafas ? Apa hasil diagnosa copy scenennya pak?” tanya Ayah.
”mohon Pak Jody kuat mendengar semua ini.. !” jelas Prof.Lukman yang mulai membuat ayah sedikit takut.
”ada apa dengan putri saya pak?”tanya Ayah.
”Putri Bapak terinfeksi penyakit Rabdomiosarkoma..!!”
”hah.. rabdo…” ujar Ayah kesulitan mengulang
”penyakit ini secara luas dikatakan tergolong Kanker.!”
”Kanker……!?” Ayah terkejut
”benar Pak Jody. Putri anda terinfeksi penyakit Rabdomiosarkoma atau kanker jaringan lunak!”
”saya tidak begitu ngerti penyakit ini.. tapi bagaimana bisa?”tanya Ayah
”mohon bapak tenangkan diri sebentar..!”
”saya minta maaf untuk mengatakan kalau penyakit kanker pada putri anda adalah kanker paling ganas dalam tingkatan kanker. Kanker ini masuk stadium 3. dan perkembangannya hanya lima hari. Dan ini adalah kasus pertama dalam hidup saya melihat kejadian pada putri anda. Biasanya kanker ini hanya menyerang anak di bawah usia 3 tahun atau usia lanjut.!”
”Professor jangan bercanda. Keke itu jarang sakit.. bahkan tidak ada tanda tanda kalau dia kanker!” bela ayah
dokter hanya terdiam dan mencoba membuat Ayah yang panik untuk tenang sesaat.
”Pak Jody, inilah Rabdomiosarkoma, penyakit ini merupakan kanker ganas yang tidak memiliki tanda tanda, lain dengan seperti kanker payudara ataupun kanker stadium ringan. Kanker ini berkembang sangat cepat dalam waktu lima hari. !”jelas Prof.Lukman dan Ayah mulai menangis.
”tapi pak.. bagaimana bisa putri saya..terserang kanker begitu menakutkan seperti ini!”tanya ayah ulang
”Pak Jody. Saat ini bukanlah saatnya untuk mencari penyebab kanker ini. namun adalah saatnya untuk mengobati kanker ini agar tidak berkembang secara luas pada pasien”jelas Prof .lukman.
Ayah hanya bisa menangis dan Prof berusaha membuat Ayah tenang. Setelah kemudian keadaan mulai terkontrol. Prof mulai menjelaskan prosedur yang harus dilakukan untuk menyembuhkan Aku serta melenyapkan kanker ini. Prof Lukman mengambil copy scenen tengkorak wajahku kemudian mulai menjelaskan tindakan yang harus dilakukan.
”jadi langkah yang harus dilakukan adalah mengangkat kanker ini melalui operasi. Dan operasi yang harus dilakukan adalah memotong tulang pipi, kemudian mata, dan setengah dari wajah pasien. Boleh dikatakan putri bapak kemungkinan akan menjadi buta dan cacat”jelas Prof. Lukman
”astaga Pak, kanker itu hanya sekecil kuku, mengapa operasi harus sampe kayak gitu?” tanya Ayah kaget
”Pak Jody. Prosedur pengangkatan kanker adalah secara medis adalah seperti ini, mengenai masalah sehabis operasi, bisa dengan melakukan operasi plastik pada wajah pasien!”
”tapi pak. Anak saya adalah seorang wanita. Bagaimana dia menghadapi masa depan setelah operasi yang nyaris menghabiskan sebagian muka dia!”
”tapi ini adalah keputusan yang terbaik..bagaimanapun tidak ada pilihan lain untuk kanker Rabdomiosarkoma!!”
”apakah ada jaminan setelah melakukan operasi. Putri saya akan sembuh!” tanya Ayah dan Prof Lukman hanya terdiam
”saya tidak bisa menjamin semuanya, karena untuk kanker stadium rendah saja. Keberhasilan sembuh pada pasien sangat kecil. Apalagi dengan keadaan putri bapak, yang saya bisa katakan adalah semua kehendak Tuhan.!”
”berikan saya waktu untuk menjawab dokter. Saya harus melakukan diskusi masalah ini dengan keluarga. Dan memberikan keputusan!”jelas Ayah
”Pak Jody, remukkanlah masalah ini dengan cepat. Karena kanker ini berkembang sangat cepat!”
Ayah hanya bisa terdiam untuk beberapa saat. Sedangkan Aku mulai bosan menunggu hasil pembicaraan Ayah dengan Prof.Lukman. Untungnya ada salah satu suster yang tidak bertugas dan dia bersedia menemani Aku berbicara. Suster yang sangat ramah itu terlihat baik dan ramah padaku. Dan saat Aku mulai berbicara dengan suster. Ayah muncul dengan wajah terlihat murung.
”Ayah.. lama banget sih!!.. untung ada suster yang temenin Keke ngobrol!” jelasku
”maaf ya keke.. tadi ada hal penting yang mesti Ayah bicarakan sama Prof.Lukman.”jelas ayah
Aku tak mengerti apa yang terjadi. Namun saat itu juga ayah berlutut mengikutin tinggi badanku. Dia memandangku dengan wajahnya kemudian ia mulai memelukku. Aku merasa malu saat itu ketika suster mulai tersenyum melihat tingkah ayahku yang tak biasa.
”aduh ayah.. malu neh, kenapa sih tiba tiba gini !” ujarku
”aduh gapapa lagi Keke. Ga usah malu malu gitu. Artinya Ayah Keke sayang sama Keke.. ya akan pak!” tanya suster itu
dan Ayah hanya terdiam tanpa bicara. Kemudian kami mulai kembali ke dalam mobil. Tidak ada canda apapun didalam mobil seperti biasanya. Ayah terlihat berbeda dari biasanya. Karena rasa penasaran ayah hanya dia saja, Aku pun mulai bertanya..
”Ayah.. apa sih kata Prof.Lukman tentang penyakit Keke!” tanyaku
dan ayah hanya tersenyum kecil dan berkata..
”Keke hanya sakit flu biasa. Tidak ada yang perlu ditakutkan.. minum obat nanti juga sembuh, Keke tahan dulu ya.. !!” jelas ayah
Keke_after_sembuh
aku2
Apakah ini sebuah pernyataan yang sesungguhnya. Aku mulai merasa ada yang tidak benar. Namun Aku tidak ingin berpikir apapun, karena sesungguhnya aku lebih tahu apa yang terjadi dalam tubuh aku. rasa sakit pada hidungku mulai terasa menghambat pernafasanku. Namun aku hanya bisa bertahan untuk tidak membuat diriku seolah sakit. Aku ingin buktikan kalau apa yang Ayah katakan adalah benar..
HARI INDAH ITU TELAH DATANG
Hari indah dan harapan yang Aku nanti akhirnya telah datang. Doaku selama ini telah didengarkan oleh Tuhan. Kesabaran dan keihklasan Aku menerima semua cobaan ini telah terbayar dengan kesembuhan. Kini, Aku bisa melakukan apapun untuk hidupku yang telah hilang. Aku ingin membalas segala rasa sedih yang kualami dengan keceriaan.
aku2
LAHIR 19 JULY 1991-25 DESEMBER 2006
ALBUM PERDANA KETIKA AKTIF : ALBUM RAME RAME ANAK IDOLA
KELUARGA : AYAH DAN 2 ORANG KAKAK LAKI LAKI.
PRESTASI : 1999 ANAK TELADAN INDONESIA
BEBERAPA PENGHARGAAN : MODEL DAN MENARI
———————————————————————
Surat kecil untuk Tuhan, surat terakhir gadis remaja penderita kanker ganas.
Tuhan ..
Andai aku bisa kembali..
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.
Tuhan ..
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada hal yang sama terjadi padaku ,terjadi pada siapapun.
Cuplikan itu menjadi sedikit bait dari sebuah tulisan yang ditulis seorang remaja penderita kanker Rabdomiosarkoma atau kanker jaringan lunak. Sebuah kanker ganas yang menyerang pada bagian wajah seorang gadis remaja bernama Gita Sesa Wanda Cantika. Umurnya masih 13 tahun saat dokter mengatakan kepada ayahnya bahwa putrinya hanya dapat bertahan selama 5 hari bila tidak melakukan operasi segera.
Hati ayah mana yang tidak hancur ketika tau jalannya operasi itu harus membuat sang putri kehilangan sebagian wajahnya. Sedangkan sang putri mulai bertanya mengapa diwajahnya mulai tumbuh gumpalan sebesar buah kelapa. Tak ingin melukai hati anaknya, sang ayah berserta keluarga merahasiakan kanker itu pada Keke, panggilan gadis remaja aktif dengan sejuta prestasi model dan tarik suara. Namun perlahan Keke mulai menyadari dirinya bukan sakit biasa, ia sadar hidupnya tak mungkin akan bertahan lama dengan pandangan mata yang mulai buta oleh kanker.
Walau akhirnya ia tau ia terserang kanker ganas, ia pasrah dan tidak marah pada siapapun yang merahasiakan penyakit maut itu padanya. Ia memberikan senyum kepada siapapun dan menunjukkan perjuangannya bahwa dengan kanker diwajahnya ia masih mampu berprestasi dan hidup normal di bangku sekolah. Tuhan menunjukkan kebesaran hati dengan memberikan nafas panjang padanya untuk lepas dari kanker itu sesaat.
Perjuangan Keke melawan kanker membuahkan hasil, Kebesaran Tuhan membuatnya dapat bersama dengan keluarga serta sahabat yang ia cintai lebih lama. Keberhasilan Dokter Indonesia menyembuhkan kasus kanker yang baru pertama kali terjadi pada putri Indonesia ini menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus membuat semua Dokter di Dunia bertanya-tanya. Namun kanker itu kembali setelah sebuah pesta kebahagiaan sesaat, Keke sadar nafasnya di dunia ini semakin sempit. Ia tidak marah pada Tuhan, ia bersyukur mendapatkan sebuah kesempatan untuk bernafas lebih lama dari vonis 5 hari bertahan hingga 3 tahun lamanya. Dokter menyerah terhadap kankernya, di nafasnya terakhir ia menuliskan sebuah surat kecil kepada Tuhan. Surat yang penuh dengan kebesaran hati remaja Indonesia yang berharap tidak ada air mata lagi di dunia ini terjadi padanya, terjadi pada siapapun.
aku2
Nafasnya telah berakhir 25 desember 2006 tepat setelah ia menjalankan ibadah puasa dan idul fitri terakhir bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya, namun kisahnya menjadi abadi. Ribuan air mata berjatuhan ketika biografi pertamanya dikeluarkan secara online. Pesan Keke terhadap dunia berhasil menyadarkan bahwa segala cobaan yang diberikan Tuhan adalah sebuah keharusan yang harus dijalankan dengan rasa syukur dan beriman. Perjalanan waktu, biografi Keke pun dipasarkan secara luas. Ditulis oleh Agnes Davonar, buku yang penuh dengan hikmah dan ketulusan ini diberi judul ” SURAT KECIL UNTUK TUHAN” ini menjadi buku kedua penulis yang memulai kariernya dari sebuah blogger dengan situs : http://lieagneshendra.blogs.friendster.com.
Misi kemuliaan buku ini cukup tergambar dengan menyumbakan sebagian dari hasil penjualan ini kepada yayasan yang bernaung membantu penderita Kanker di Indonesia. Bahkan, buku ini diedarkan di luar negeri dengan permintaan penerbit asal Taiwan yang akan terbit bulan September awal. Sedangkan Di Indonesia sendiri akan diedarkan minggu ketiga Agustus. Sebuah soundtrak yang dinyanyikan oleh penyanyi cilik Indonesia Ferel dengan judul ” Sbab kau menjagaku” menambah arti kisah perjalanan gadis remaja yang mendapatkan penghargaan sebagai siswa teladan Indonesia dari pemerintah Indonesia.
Sobat yang budiman, bab pertama dari kisah ini dapat di download secara online di
http://www.ziddu.com/download/1908409/hal1-9.pdf.html



readmore »»

9.21.2009

Etika Bertamu

.
0 komentar

Artikel tentang Etika Bertamu ini saya kutip dari buku yang berjudul Kayfa Taj'al An-Naas Tuhibbunak (Bagaimana Manjadikan Manusia/Orang2 Mencintai Anda?) karya Ahmad Mahmud Faraj. Semoga kita diberikan kemudahan oleh Allah agar kita bisa menjadi tamu yang baik. Selamat menyimak.
Miring

Apabila kita bertamu, etisnya kita berusaha untuk selalu bersepakat dengan tuan rumah. Setidaknya tuan rumah tahu bahwa kita berada pada pihaknya, seperti dalam hal makan, sebaiknya kita turuti, jangan menolak dengan alasan kenyang. Makanlah, meski sedikit, agar tuan rumah senang.

Selain itu, seorang tamu tak pantas menanyakan hal yang terkait dengan kondisi rumah, kecuali tentang arah kiblat dan tempat buang air. Tamu juga tidak pantas menengok ke arah tempat perempuan, tidak menolak jika dipersilakan duduk di tempat yang sudah disediakan, tidak menolak untuk mencucui tangan, dan jika melihat tuan rumah begerak atau hendak melakukan sesuatu, sebaiknya tidak melarang. Sebuah ungkapan berbunyi, "Pemilik rumah berkuasa di rumahnya. Bila ia rela dan hatinya kukuh, tamu tak pantas menolaknya."
Ungkapan lain menyebutkan, "Jangan lukai perasaan saudaramu dengan dudukmu yang melebar. Duduklah dengan sopan, karena kesopanan itu menenangkan jiwa."
Ada juga perkataan, "Tak pantas seorang tamu mengangkat kepala di rumah kami, kecuali saat kita tertawa dan tersenyum."
Sebelum mwnghadiri undangan makan, Ali ibn Abi Thalib akan sedikit makan terlebih dahulu. Kata Ali, "Ketika kita hadir dalam undangan makan, tidak baik menyisakan makanan." Ali juga berkata, "Tidak sopan beranjak dari sebuah perjamuan sebelum hidangannya itu diangkat."

Saya memohon maaf kepada Anda jika hal-hal di atas tidak Anda temukan dalam diri saya secara sempurna ketika saya bertamu ke rumah Anda atau ketika kita sama-sama bertamu ke rumah orang lain. Salam satu jiwa...

readmore »»

Etika Menjamu Tamu

.
0 komentar

Artikel ini saya temukan di dalam kitab Minhajul Qashidin karya Ibnu Qudamah. Terus terang, ini belum sepenuhnya dilakukan di kelurga kami, tapi saya hanya ingin berbagi, agar tidak digolongkan barisan orang-orang yang pelit akan ilmu. Yuk kita ikhtiar bareng-bareng untuk memuliakan tamu kita. Silahkan dilanjutkan...



Dalam menyajikan makan untuk tamu, kita perlu memperhatikan 5 hal berikut:
1. Mempercepat penyajian, karena itu termasuk cara menghormati tamu.
2. Menyajikan buah-buahan terlebih dahulu sebelum yang lainnya. hal ini dibenarkan oleh ilmu kedokteran, juga disebut dalam firman Allah, Buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. (QS. Al Waqi'ah 20-21).
Setelah buah-buahan, berikutnya disarankan menyajikan daging, terutama daging panggang. Setelah itu, boleh menyajikan bubur, kemudian makanan-makanan manis. Hidangan ditutup dengan air dingin, lalu mencuci tangan dengan air yang mengalir.
3. Kalau bisa disajikan beragam jenis makanan.
4. Jangan tergesa-gesa mengangkat sajian. Tunggu tamu sampai merasa kenyang dan berdiri sendiri.
5. Mengeluarkan sajian secukupnya, tetapi tanpa mengurangi porsi yang layak, karena pengurangan menunjukkan kepribadian tuan rumah yang baik.
Sebelum makanan disajikan, sisihkan secukupnya untuk orang rumah. Ketika tamu hendak pamit, tuan rumah dan keluarga sebaiknya berdiri di depan pintu dan ikut mengantar ke luar rumah. Ini adalah budaya kenabian yang dianjurkan dalam sunnah Rasulullah, juga bagian dari tata cara memuliakan tamu.
Penyambutan tuan rumah yang baik adalah dengan menampakkan wajah ceria dan penuh hormat, obrolan yang ramah, hormat saat tamu masuk rumah, dan mempersilakan tamu untuk menikmati sajian. Tuan rumah yang baik tidak memperlihatkan kesibukannya atau tampak terbebani saat melayani tamu. Tak perlu bicara saat hendak memberi jamuan. Menyajikan segala yang dimiliki memang bukan perkara mudah, karenanya tak perlu lakuka itu.

Kalu Anda bertamu di rumah saya, dan tidak mendapati hal-hal di atas secara sempurna, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Barakah Allah untuk Anda....

readmore »»